Selasa, 22 Mei 2012

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Pendahuluan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sebagai negara berkembang Indonesia sangat terbebani dengan kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memberantas kemiskinan.
Kemiskinan merupakan masalah global yang tidak hanya dimiliki oleh negara yang sedang berkembang namun juga dirasakan oleh negara maju seperti amerika dan Inggris.
Pemilihan judul ini bertujuan untuk melihat tingkat kemiskinan di indonesia selama 2 tahun terakhir.

Landasan teori

Definisi kemiskinan

Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun 1990-an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif terbaru, yaitu bahwa kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi.

Ukuran kemiskinan

Menurut Bank Dunia (World Bank) orang yang per kapita income-nya kurang dari US$ 2 (1 US$ = Rp 11.000,-) sehari, dianggap miskin. Artinya yang bersangkutan setiap harinya hanya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya kurang dari US$ 2 sehari. Pemerintah Indonesia mempunyai ukuran lain untuk mendefinisikan arti kemiskinan. Kemiskinan itu didefiniskan dengan menghitung kebutuhan pangan seorang dalam sehari, diukur dengan satuan kalori, kemudian dikalikan dengan harga dan di US$-kan.

Pembahasan

Penyebab Kemiskinan

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:
a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
a) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
b) Politik ekonomi yang tidak sehat.
c) Faktor-faktor luar neger, diantaranya:
- Rusaknya syarat-syarat perdagangan
- Beban hutang
- Kurangnya bantuan luar negeri, dan
- Perang
b. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
c. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
d. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

Dampak buruk dari kemiskinan antara lain :

1.        Tingkat kejahatan bertambah
2.       Menambah beban pemerintah
3.       Menambah tingkat pengangguran
4.      Tidak berkembangnya  suatu negara
5.       Banyak penyakit
6.      Timbul banyak daerah kumuh, dsb.

Berikut jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2009, 2010 dan 2011 menurut data BPS :
Tahun 2009
Provinsi
Jumlah Penduduk Miskin (000)
% Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan (Rp)
Kota
Desa
K+D
Kota
Desa
K+D
Kota
Desa
K+D
INDONESIA
11 910.5
20 619.4
32 530.0
10.72
17.35
14.15
222 123
179 835
200 262

Tahun 2010
Propinsi
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Persentase Penduduk Miskin (%)
Garis Kemiskinan (Rp)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Indonesia
11 046.75
18 972.18
30 018.93
9.23
15.72
12.49
253 016
213 395
233 740

Tahun 2011
Propinsi
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Persentase Penduduk Miskin (%)
Garis Kemiskinan (Rp)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Indonesia
11 097.80
19 925.60
31 023.40
9.87
16.56
13.33
232 988
192 354
211 726

Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin berjumlah 31,02 juta jiwa atau sekitar 13.33% dan angka kemiskinan bulan Maret tahun 2009 berjumlah 32.53 juta atau sekitar 14.15% (BPS). Dari angka tersebut telah terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 1,17%. Penurunan angka kemiskinan tersebut tidak terlepas dari komitmen pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Program penanggulangan kemiskinan saat ini dibagi dalam beberapa Cluster: Cluster (1) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Cluster ini meliputi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Beras bagi Rakyat Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH). Tujuan Cluster 1 adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama kelompok miskin.
Cluster (2) adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tujuan PNPM Mandiri adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Cluster (3) Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit usaha rakyat yang diberikan kepada masyakarat miskin tanpa agunan untuk jumlah tertentu. Tujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Aspek penting dalam penguatan adalah memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat miskin untuk dapat berusaha dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Kesimpulan

Tingkat kemiskinan menurut data sedikit demi sedikit berkurang. Namun dalam kenyataannya penduduk miskin masih sangatlah banyak tak terkecuali yang tidak terdata didaerah daerah terpencil yang tidak atau belum dijangkau mungkin masih banyak saudara kita yang kekurangan makan. Peranan Pemerintah dalam hal ini sangat lah dibutuhkan seperti yang bisa kita lihat di pembahasan sebelumnya program program yang dibuat pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan kita harapkan dapat berjalan baik dan ada bukti konkret berkurang nya penduduk miskin di Indonesia seperti yang kita harapkan. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar